Rajawalitimes-Tv.com Menteng, Jakarta 17 Mei 2024 Acara halal bi halal Aspirasi Emak-emak Indonesia yang berlangsung pada hari Jum’at, 17 Mei 2024 di Sekretariat Jl. Pati No. 26, Menteng, Jakarta Pusat, dihadiri sejumlah pengurus daerah mulai Banten, Bogor, Bekasi hingga Depok serta Jawa Tengah dan Sumatra Selatan termasuk dari Bangka dan Belitung.
Segenap hadirin yang hadir sepakat untuk lebih menggencarkan perjuangan Aspirasi Emak-emak Indonesia untuk meneruskan Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Anti Islamophobia yang diserukan pada tanggal 15 Maret 2022. Karena itu, tanggal tersebut diharap oleh Aspirasi Emak-emak Indonesia dapat segera diterima oleh pemerintah untuk masuk dalam kalender nasional dan dijadikan hari libur nasional.
Setiap Tanggal 15 Maret perlu dapat diperingati Sebagai Hari Anti Islamophobia, agar dapat diingat oleh setiap orang, bahwa sikap ketakutan terhadap Islam tidak perlu dieksploitasi sehingga terus mengesankan buruk terhadap Islam. Karena sejatinya Islam yang sesungguhnya adalah rachmatan lil alamin bagi seluruh umat manusia, ungkap Wati Imhar Burhanudin yang memimpin langsung acara halal bi halal yang cukup meriah dan mengesankan ini.
Karena menurut Wati Imhar Burhanudin, Ketua Umum Aspirasi Emak–emak Indonesia yang akan segera melaksanakan Musyawarah Kerja Nasional dalam waktu dekat, bahwa penetapan hari libur nasional pada setiap tanggal 15 Maret akan mengingatkan juga bagi umat agama lain bila sikap memberi kesan buruk terhadap agama yang ada di Indonesia tidak sepatutnya terjadi dan dilakukan oleh siapa pun terhadap agama apapun.
Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, tentu dapat dijadikan standar rujukan bila masih harus dikesankan yang buruk dan jahat. “Apalagi untuk agama yang terbilang minoritas, pasti akan lebih rentan mendapat perlakuan yang tidak baik dan akan terus dikesankan selalu buruk dan jahat”.
Tampil juga Toiyibah, Ketua Aspirasi Provinsi Banten, Titik Hariyati, Rosalinda wakil Aspirasi Sumatra Barat, Royaningrum, dari Aspirasi perwakilan Cibubur, Hasanah Wakil Aspirasi dari Sumatra Selatan. Lalu Maisyaroh mewakili Aspirasi Jakarta Pusat, dan Kanti mewakili Aspirasi Jawa Tengah.
Wardah mewakili Aspirasi Emak-emak Indonesia dari Bekasi, siap untuk mensosialisasikan hari libur nasional dapat segera resmi diberlakukan di Bekasi. Demikian juga Zubaidah, Aspirasi Emak-emak Indonesia perwakilan Cirebon, sehingga sikap inti Ku Islam tidak terulang seperti yang pernah dialami oleh umat Islam dengan berbagai stempel atau stigma teroris dan sebagainya itu.
Hadir juga perwakilan Aspirasi dari Bangka dan Belitung. Menyusul kemudian wakil Aspirasi dari Sumatra Selatan. Hingga akhirnya pernyataan sikap untuk memperjuangkan hari libur nasional pada setiap tanggal 25 Maret dilontarkan juga oleh Aspirasi dari Jakarta Pusat.
Dalam kebulatan tekat Aspirasi Emak-emak Indonesia ini, hadir juga Prof. Dr. Eggy Sujana, Benz Jons Sastranegara serta sejumlah aktivis lain yang konsen mendukung perjuangan Aspirasi. Dan gagasan untuk referendum tentang rencana kepindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, dikemukakan Prof. Dr
Eggy Sujana yang disambut antusias oleh segenap hadirin sekaligus mendaulatnya untuk menjadi kandidat calon Gubernur DKI Jakarta.
Gagasan Bunda Jatiningsih ini, mendapat sambutan positif untuk segera mensosialisasikan dan menghimpun dukungan sebagai calon gubernur DKI Jakarta dari bilik independen seperti yang sedang dilakukan Komjen Pol. (Purn) Dharma Pongrekun.
Menurut Jatiningsih, anti Islamophobia, seperti yang sudah digaungkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa dapat menjadi muatan kampanye sekaligus kewajiban dukungan kepada calon kandidat Gubernur DKI Jakarta. Karena itu, Eggy Sujana berjanji akan mengutamakan pemberlakuan hari libur nasional untuk memperingati hari Anti Islamophobia di mulai dari Jakarta dan sekitarnya.
Sementara, Menurut Benz Jons Sastranegara, sebenarnya tidaklah sulit bagi Presiden untuk menerbitkan ketetapan hari Anti Islamophobia pada setiap tanggal 15 Maret dijadikan hari libur nasional, imbuh Benz Jons Sastranegara meyakinkan. Maka itu, mau atau tidak Presiden melakukan penetapan hari libur nasional agar warga masyarakat luas bisa terus mengenang resolusi yang telah dikeluarkan oleh PBB itu, tandasnya.
Jacob ereste