Rajawalitimes-Tv.com Jakarta. – Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi menjelaskan kronologi pemberitaan meninggalnya salah seorang prajurit RI-PNG Yonif 7 Marinir, bernama Lettu Laut (K) dr. Eko Damara.
Eko sendiri merupakan dokter yang diperbantukan untuk Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 7 Marinir. Ia diduga bunuh diri dengan menembak kepala menggunakan senjata SS2-VI. Eko ditemukan meninggal dunia di Kotis Koramil Dekai, Kodim 1715, Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Sabtu (27/4) lalu.
Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Endi Supardi, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., CHRMP., CRMP. didampingi Asintel Dankormar Kolonel Marinir Teguh Santoso, Kadispen Kormar Kolonel Marinir Bambang Dillianto, S.E., M.Tr.Hanla, Asops Dankormar Kolonel Marinir Nanang Saefullah, S.E.,M.M., Aspers Dankormar Kolonel Marinir Arif Handoyo, S.A.P., M.A.P., Kadiskes Kormar Kolonel Laut (K) Dr. Jefrrey Agung, S.N.P., Sp.Kj., M.Tr.Hanla., M.M., Sp.Kj (K), Kadiskum Kormar Kolonel Laut (Kh) Freddie Alexander Tamara, S.H., M.H. dan Kadisprov Kormar Kolonel Marinir Afin Dudun Abisantha, S.E., M.Tr.Hanla., M.M. akhirnya menggelar _Press Conference_ bertempat di Puskodal Kormar. Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun No 40 Kwitang Jakarta Pusat, Senin (20/05/2024). menjelasakan kejadian yang sebenarnya serta sebab musabab Lettu Laut (K) Dr. Eko Damara melakukan bundir.
Mayjen Endi menjelaskan peristiwa terjadi pada Sabtu (27/4/2024) pukul 13.02 WIT. Saat itu, Lettu Eko datang ke ruang kesehatan dan memerintahkan dua prajurit lainnya untuk keluar dari ruangan. “Karena ruangan tersebut akan dibersihkan Lettu Laut Eko, pukul 13.04 WIT, jadi hanya sekitar dua menit. Prada (Mar) Hasan dan Pratu (Mar) Agus keluar dari ruang kesehatan. Kemudian pukul 13.06 WIT, Prada (Mar) Danu hendak memasuki ruang kesehatan, namun ruangan tersebut dalam keadaan terkunci sehingga Prada (Mar) Danu meninggalkan ruangan. Pukul 13.07 WIT, terdengar suara letusan senjata satu kali dari dalam ruangan kesehatan,” ujarnya.
Dankormar menyampaikan dari hasil investigasi, bahwa Lettu Laut (K) dr. Eko Damara menembakkan diri dengan Senjata SS2 Varian 1 dalam keadaan duduk, badan bersandar pada dinding serta posisi kedua kaki korban lurus ke depan. Dapat dipastikan Lettu Laut (K) dr. Eko Damara melakukan tindakan bunuh diri menggunakan senjata SS2-V1 dengan tangan kanan memegang pistol grip sedangkan tangan kiri memegang lade senjata dan ujung laras menempel pada pelipis kanan dengan kepala miring ke kanan dan menembak diri dengan cara menarik picu senjata SS2-V1 menggunakan ibu jari tangan kanan. Karena hentakan tembakan tersebut mengakibatkan kepala terhempas ke kiri, laju proyektil menembus dari pelipis kanan ke tempurung kepala bagian kiri atas.
Endi menambahkan seorang prajurit lainnya mengintip dari jendela akibat pintu terkunci dan terlihat Lettu Eko dalam keadaan bersimbah darah. Adapun posisi saat itu tubuh bersandar pada dinding ruangan.
Melihat kejadian itu, Endi menyebut ruangan langsung dilakukan pendobrakan dan memberikan pertolongan pertama. Menurutnya Lettu Eko saat itu masih dalam keadaan bernyawa dan segera dilarikan ke RSUD Dekai tiba sekira pukul 13.15 WIT.
“Langsung dapat penanganan medis oleh Dokter April, dokter jaga RSUD Dekai. Lalu pada pukul 14.00 WIT, Dokter April menyampaikan bawah Lettu Eko tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia,” jelasnya.
Endi mengatakan jenazah Lettu Eko dibawa ke Masjid At-Taqwa Dekai dipimpin Wadansatgas untuk dimandikan secara Islam. Namun, jenazah hendak dibawa ke kampung halamannya di Sumatera Utara sehingga dilakukan formalin.
Sementara itu, Endi turut menghubungi sang pemandi jenazah Lettu Eko secara virtual untuk memastikan apa ada luka lebam dalam tubuh jenazah. Berdasarkan keterangan pemandi jenazah tidak ada luka lebam dan bekas sundutan rokok.
“Bapak yang memandikan melihat langsung bahwa di kepala, di tangan, di badan di kaki tidak ada luka lebam,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Endi mengungkap hasil pemeriksaan digital forensik pada handphone milik Lettu Eko, didapati beberapa catatan yang ditinggalkan. Adapun dalam note tercatat Lettu Eko terlihat putus asa dan menyinggung persoalan hutang piutang.
” Korps Marinir juga menyampaikan bahwa dari hasil investigasi penyebab kematian bunuh diri Lettu Laut (K) dr. Eko Damara adalah karena almarhum terlilit hutang sekitar 819.027.038 (delapan ratus sembilan belas juta dua puluh tujuh ribu tiga puluh delapan rupiah) yang digunakan untuk judi online. Almarhum meminjam uang dibeberapa Bank juga perorangan baik dilingkungan Satgas maupun sebelum Satgas.
Diakhir keterangannya Komandan Korps Baret Ungu mengajak untuk mendoakan Lettu Laut (K) dr. Eko Damara. “Semoga Almarhum diampuni segala dosa-dosanya oleh Allah SWT, Kita yakin dan percaya Tuhan adalah Maha Pemaaf, pemaafnya Tuhan lebih besar dari dosa yang kita perbuat.” Pungkas Komandan Korps Marinir yang disambut Aamiin oleh rekan rekan media.
Pewarta : Chrdn