Rajawalitimes-Tv.com Banten, 27 Mei 2024 Jelantics Institut of Literature yang dibesut Shri Lalu Gde Pharma menggelar zoom meeting dengan topik “Sastra “Berkelamin Wanita”, meski kemudian banyak pembicara lebih suka memakai sebutan perempuan dibanding yang menggunakan sebutan wanita. Meski sejak awal sudah disela dengan keberatan untuk tidak menggunakan istilah perempuan, karena untuk menunjuk jenis kelamin manusia akan lebih pasti dengan istilah wanita, tidak dengan sebutan perempuan. Sebab untuk menunjuk sosok manusia, akan lebih pas memakai sebutan wanita. Lain cerita dengan istilah perempuan yang bisa digunakan secara sembarang untuk beragam jenis hewan. Jadi sebutan untuk perempuan tidak spesial untuk menunjuk makhluk manusia, karena acap digunakan juga untuk banyak jenis kelamin hewan.
Zoom meeting yang diikuti oleh sejumlah peserta dari berbagai daerah ini diantaranya adalah Yeyen Kiram, Yudilfan Habib, Syamsu Selewangang, Ayu K. Ardi, Dr. Drs. H. Mukhlisuddin SH., MA, Muliati, Mastur Thoyib, Wardi Jim, Herliana, Amir Razak, Soewardi, Badarudin dan Zaiful, Zulfatan bersama sejumlah tokoh lain dari berbagai daerah yang mengikuti webinar yang dipandu oleh Shri Lalu Gde Pharma dari Royal Academy, dipantik oleh Yudilfan Habib Datukonti.
Karya sastra tidak bisa dibebani oleh hasrat yang berat untuk menyelesaikan berbagai masalah yang melantak manusia, tetapi bisa diharap memberi menginspirasi bagi manusia keluar dari berbagai masalah yang dihadapinya.
Jadi, karya sastra hanya bisa diharap mampu membuka jalan atau semacam pemantik bagi manusia untuk menemukan jalan keluar dari berbagai masalah yang melantak dirinya. Minimal, karya sastra bisa meredakan nyeri derita yang dialami, untuk kemudian bisa dihadapi dengan rasa dan suasana yang lebih segar.
Agaknya, inilah sepenggal catatan dari pentingnya diskusi, dialog dan sejenisnya seperti yang ditaja Jelantics Institute pada Minggu Malam, 26 Mei 2024 mulai pokok 20.00 hingga pukul 22.00 yang sangat bermanfaat untuk tetap menjaga nyala api sastra Indonesia yang terkesan semakin meredup dan dibengkelaikan.”Ungkapnya.
Piter s