Rajawalitimes-Tv.com Jakarta. – Bursa Efek Indonesia (BEI) dan SW INDONESIA berkolaborasi menyelenggarakan seminar bertema “IPO Readiness: Dukungan Bursa Efek Indonesia dan Profesi Penunjang bagi Calon Emiten”. Seminar kolaboratif itu dilaksanakan di Main Hall, Gedung Bursa Efek Indonesia (Rabu, 10/07), diawali pembukaan perdagangan saham sesi II oleh BEI dan SW INDONESIA.
Seminar kolaboratif hari itu menghadirkan empat narasumber utama yakni Kepala Divisi Pengembangan Perusahaan Tercatat PT Bursa Efek Indonesia Listyorini Dian Pratiwi, Direktur Utama PT Aldiracita Sekuritas Indonesia/Dewan Pengawas APEI Rudi Utomo, Managing Partner dari KAP Suharli, Sugiharto & Rekan – SW Indonesia Agustinus Sugiharto, Founding Partner dari HWMA Law Firm/Ketua Dewan Standar HKHPM Kukuh Komandoko.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 150 peserta ini dibuka dengan penampilan tari tradisional dari SW INDONESIA University Partner. Dilanjutkan dengan pembicara kunci Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan PT Bursa Efek Indonesia Kristian Manullang dan Chief Executive Officer SW INDONESIA Michell Suharli yang juga ikut memberikan kata sambutan kunci pada seminar tersebut.
Seminar tersebut juga dibuka dengan prosesi pembukaan perdagangan sesi kedua pada pukul 13.30. Dalam prosesi tersebut, penekanan tombol yang secara simbolis membuka perdagangan dilakukan oleh Kristian dan Michell yang didampingi oleh pembicara dan para partner dari SW INDONESIA. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari setiap pembicara yang dimoderatori oleh Ronny Budisantoso selaku Head of Surabaya Branch SW INDONESIA.
Pada pemaparan materi tersebut, BEI diwakili oleh Listyorini mengungkapkan bahwa ada beberapa transformasi yang telah dilakukan oleh BEI, yakni Bursa telah menjadi
Multi-asset Class Exchange, yang menyelenggarakan sarana transaksi perdagangan saham, obligasi dan karbon.
Dari sisi saham, IHSG berhasil mencapai rekor All-time-high pada kuartal pertama tahun 2024 dengan angka sebesar 7,433. Dari sisi obligasi, jumlah nilai obligasi negara dan perusahaan serta sukuk terkini sebesar 392.9 miliar USD per 21 juni 2024. Transaksi kredit karbon juga tetap bertumbuh seiring berjalannya program pengendalian iklim oleh pemerintah.
Pembahasan dilanjutkan dengan kondisi terkini dari IPO di pasar modal Indonesia. Hingga berakhirnya semester satu tahun 2024, Indonesia berhasil mencatatkan 25 saham perusahaan untuk melantai di pasar modal, diiringi 24 perusahaan yang masuk dalam stock pipeline BEI yang bersiap untuk melaksanakan IPO. Angka ini mendorong BEI berada di peringkat ke-7 secara global berdasarkan EY Global IPO Trends Q2 2024 dan tertinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya sejak 2018.
Dari sisi pertumbuhan, Indonesia juga mencatat pertumbuhan yang tinggi terkait jumlah perusahaan tercatat di bursa dengan persentase sebesar 38,6%. ”Dari sisi investor, terjadi peningkatan cukup signifikan selama masa pandemi dan saat ini berhasil mencatatkan lebih dari 13 juta investor di Indonesia. Investor-investor ini sangat didominasi oleh generasi milenial, generasi Z dan generasi muda lainnya. Tidak hanya itu, terjadi juga transisi saat ini dimana investor pasar modal Indonesia didominasi oleh investor lokal dengan perbandingan kurang lebih sebesar 6:4,” ujar Listyorini.
Selain terkait kondisi terkini dari pasar modal Indonesia, BEI juga turut melakukan sosialisasi terkait kesiapan IPO perusahaan. BEI mengingatkan terkait manfaat yang diperoleh dari IPO, baik dari sisi keuangan, insentif pajak, loyalitas dan tingkat kompetensi karyawan. Selain itu, BEI juga mengingatkan pentingnya pemahaman atas persyaratan pencatatan di berbagai papan dan proses IPO demi kelancaran proses yang berlangsung.
Manfaat nyata dan keberhasilan ini direfleksikan dengan studi kasus keberhasilan salah satu perusahaan terbuka, dimana sejak melaksanakan IPO, perusahaan tersebut BEI dengan siap membantu perusahaan melalui layanan-layanan teknis dan non-teknis sehingga IPO perusahaan berjalan dengan sukses.
Selain Listyorini dari sisi Bursa Efek, seminar kolaborasi tersebut juga menampilkan aspek lain seperti peran underwriter dalam proses IPO yang dibawakan oleh Rudy Utomo, peran akuntan publik dalam proses IPO yang dibawakan oleh Agustinus Sugiharto, peran konsultan hukum dalam proses IPO yang dibawakan oleh Kukuh Komandoko dan kondisi terkini pasar kapital Indonesia yang dibawakan oleh Listyorini Dian Pratiwi.
”Sebagai dukungan atas pertumbuhan berkelanjutan pasar modal Indonesia, SW INDONESIA ingin mengajak semua hadirin di sini dan Masyarakat luas untuk terus mendukung BEI, melalui perannya masing-masing, menembus 1,000 jumlah emiten di tahun 2024 ini. Maka, tidak perlu menunggu besar untuk IPO, namun dengan IPO mari besarkan Perusahaan Bapak dan Ibu,” ujar Michell dalam kata sambutannya.
Pewarta Chrdn
Redaksi Piter Siagian A.Md