Dalam Upaya Melakukan Pencegahan dan Penanggulangan DBD, Pemkot Tangsel Terjunkan Pokjanal

  • Bagikan
Ikuti Saluran WhatsApp

Ikuti Saluran WhatsApp Rajawali Times Tv

Rajawalitimes-Tv.com Tangerang Selatan. – Dalam upaya melakukan pencegahan dan penanggulangan DBD, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) lewat Dinas Kesehatan membuat Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD, yang diketahui langsung oleh Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Tangsel, Bambang Noertjahjo, kegiatan rapat Pokjanal DBD berlangsung di Aula kantor Kecamatan Ciputat Timur pada hari Rabu 24 Juli 2024.

DBD sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak kepada penularan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan berbagai Masalah sosial, ekonomi, bahkan berpengaruh terhadap ketahanan nasional. Disadari bahwa penyelenggaraan DBD tidak mengenal batas wilayah administrasi, oleh karena itu upaya pengendalian DBD memerlukan komitmen nasional, regional bahkan global.

Penyakit DBD hampir tersebar luas di seluruh Indonesia. Angka kesaktian penyakit ini bervariasi antara satu wilayah dengan wilayah lain di karenakan perbedaan situs dan kondisi wilayah. Oleh karena itu diperlukan model pencegahan demam berdarah berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui peran serta masyarakat yang sesuai situasi budaya setempat, karena kunci utama dari pengendalian penyakit DBD adalah pemutusan mata rantai penularan melalui pengendalian pada vektor DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedesalbopictus.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu dalam mencegah dan mengendalikan angka kesaktian dan kematian akibat DBD di Wilayah Kota Tangerang Selatan.

Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie mengatakan, Pokjanal DBD sengaja dibentuk agar penyebaran penyakit yang dipicu oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini dapat dikendalikan.

Sebab seperti diketahui, jumlah kasus penularan DBD di wilayahnya pada tahun ini cukup memperihatinkan.

“Selama 12 bulan pada tahun lalu itu ada sebanyak 420 kasus. Kemudian dari 1 Januari sampai 6 Julikemarin, itu sudah sebanyak 607 kasus. Mudah-mudahan gak nambah lagi. Ini tentu menjadi suatu keperihatinan, walaupun trennya menurun pada Juli ini,” ungkap Benyamin

Melalui Pokjanal ini, Ia mendorong agar gerakan 1 rumah 1 jumantik dapat terus digaungkan kembali.

“Bagaimana memberantas jentik nyamuknya. Karena dahsyatnya jentik ini, telurnya bisa bertahan 6 bulan. Tetap hidup dengan kondisi tanpa air. Bagaimana kalau tidak diperiksa, di bak mandinya, atau pot bunga, atau di kolam renang, di pohon yang suka menggenang airnya. Satu rumah satu jumantik itu gerakan. Pokjanal ini sampai ke tingkat RW dan RT,” katanya.

Sehingga Benyamin berharap, gerakan ini dapat tumbuh menjadi kebiasaan dan pola hidup masyarakat.

“Hasil endingnya, satu rumah nanti ada satu orang yang bisa ditugaskan untuk mengawasi jentik nyamuk. Caranya jentik nyamuknya kita basmi. Namanya gerakan harus dilakukan secara kontinyu,” jelasnya.

Sebagai bentuk apresiasi, pada kesempatan itu Benyamin memberi penghargaan kepada lingkungan yang telah berhasil menjaga wilayahnya dari jentik nyamuk.

“Kami terjunkan silent surveyour. Saya sudah melakukan penilaian beberapa RW yang relatif tidak ada jentik nyamuknya. Tadi sudah kita berikan penghargaan bagi RW yang tidak ada jentiknya. Kebanyakan dari wilayah Serpong,” pungkasnya. Chrdn

PT. MEDIA INTI RAJAWALITIMES NUSANTARA
Author: PT. MEDIA INTI RAJAWALITIMES NUSANTARA

Suka Menulis, nonton sepakbola, main catur, baca filsapah,

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini